Sembilan bulan, tujuh pertandingan, tanpa kemenangan adalah sebuah catatan yang sangat buruk, terutama bagi negara sepakbola sebesar Italia. Seperti yang diketahui Gli Azzurri adalah tim yang paling banyak menjadi juara dunia setelah Brasil dengan koleksi empat trofi (terbanyak di antara negara Eropa lainnya).
Catatan tidak impresif itu tentu membuat banyak fans khawatir, terutama dengan mimpi buruk pada Piala Dunia 2010, di mana skuat asuhan Marcelo Lippi tersingkir di babak grup setelah melalui tiga laga tanpa meraih kemenangan. Saat itu, Italia ditahan imbang oleh Paraguay dan Selandia Baru, dan kemudian tumbang di tangan Slowakia pada laga penentuan. Alhasil, Azzurri duduk di posisi buncit grup G, di bawah Selandia Baru!
Di Piala Dunia edisi kali ini, Italia masuk ke grup yang jauh lebih berat. Skuat asuhan Cesare Prandelli harus bertarung di grup D bersama Inggris, yang diklaim sebagai pencetus sepakbola, kemudian Uruguay, yang diperkuat Luis Suarez yang dalam puncak performa, dan terakhir Kosta Rika, yang tentu di atas kertas lebih kuat daripada Selandia Baru.
Dari tujuh pertandingan terakhir, Italia sebenarnya hanya merasakan satu kali kekalahan, yaitu ketika bertemu dengan Spanyol. Sementara enam pertandingan lainnya, semua berakhir dengan hasil imbang, termasuk ketika melawan tim tangguh Jerman. Hasil-hasil itu diakui oleh Prandelli bahwa timnya masih belum mengeluarkan kemampuan terbaik, namun ia tetap optimistis timnya akan memberi hasil positif di Brasil.
"Ujian yang kami jalani tidak sepenuhnya menggambarkan kegagalan. Namun demikian, sudah jelas kami perlu meningkatkan performa tim," terang Prandelli, seperti dikutip Goal Italia. "Kondisi ini adalah ujian yang harus kami lalui karena kami sudah memainkan beberapa laga dan kami tahu performa kami tak brilian.
"Kami berlatih hingga kemarin, namun tetap ada keyakinan bahwa kami akan gemilang dan menjalani Piala Dunia yang hebat."
Salah satu sumber masalah Italia yang harus dibenahi Prandelli agar timnya bermain maksimal adalah di lini depan. Dalam lima laga terakhir, Azzurri hanya mencetak empat gol, dan hanya satu gol yang diciptakan oleh striker yaitu ketika Giuseppe Rossi menjebol gawang Nigeria, sementara dua gol lain diciptakan oleh gelandang (Emanuelle Giaccherini dan Claudio Marchisio), dan satu sisanya dicetak oleh bek yaitu Ignazio Abate, yang menyelamatkan Italia dari kekalahan saat berhadapan dengan Jerman.
Situasi itu menggambarkan ketidakmampuan para striker timnas Italia untuk mencetak gol di saat-saat penting, yang bisa mengubah pertandingan dari hasil imbang menjadi sebuah kemenangan.
Di Brasil, Prandelli dipastikan membawa empat striker, dan tiga diantaranya memiliki usia yang masih muda, yaitu di bawah 25 tahun. Mereka adalah Balotelli (23), Ciro Immobile (24) dan Lorenzo Insgine (23), sementara Antonio Cassano menjadi paling senior, dengan usia 31 tahun.